Kamis, 27 Desember 2012

LUKA JARI = LUKA HATI ???

Satu lagi tamparan bagiku tentang arti kehati-hatian. 
Kemaren tepatnya setelah aku menulis jadwal untuk ujian akhir semester3 ku , aku ingin menempelnya didinding kamarku sebagai pengingat dan rada pamer juga sama temen sekamarku pasalnya aku menulis dengan tinta warna pink (warna kesukaan temenku), agak alay memang  karena walau tanpa ditempelpun aku pasti ingat. 
Aku mencari-cari gunting untuk memotong selotip, tapi karena tak kunjung ditemukan, akhirnya aku ambil jalan pintas dengan menggunakan cutter. 
Niat hati ingin cepat-cepat selesai, eh malah bukan selotip yang aku iris, melainkan jari manis tangan kiriku. Aku sangat kaget, saking kagetnya aku sampai tak bisa melakukan apa-apa kecuali bengong melihat lukaku. Beberapa detik aku habiskan untuk mencerna apa yang terjadi pada jariku, lalu aku kembali sadar dari lamunanku saat darah mulai menetes dari ujung jariku, alih-alih menyumbat luka tersebut aku malah lari kekamar mandi untuk membasuh lukaku, bukannya berhenti, darah malah semakin menetes dari jariku, akhirnya aku panik, takut-takut darahku habis#bgo’banget. 
Tapi pertolongan pun datang, temenku yang emang dia jago dalam hal luka#maklum anak gunung,  menyarankan untuk membebat lukaku dengan tisu basah, tanpa pikir panjang akupun mengiyakan. Dan benar saja, setalah 15 menit, akhirnya darah berhenti keluar lagi. Hufff aku lega, walaupun perihnya masih sangat terasa.
Sebenernya aku pengen nangis, tapi aku tahan sekuat tenaga, ya kali umur udah setua ini nangis gara-gara jari keiris cutter#stay cool
Tapi anehnya aku aj yang luka g nangis, eh malah temenku yang takut sama darah hampir nangis, lucu ngeliat dia jerit-jerit pas aku kasih liat lukaku#usil banget
Aku penasaran, jadi ku lihat lagi lukaku, dan lagi-lagi aku kaget karena ternyata lukaku lumayan panjang sekitar 2,3 cm. Hua...perih kalo kena’air 
Tapi Dari kejadian ini aku dapat ambil beberapa hikmah, slah satunya kehati-hatian itu sangat penting, jangan karena pengen cepet-cepat selesai faktor keselamatan malah diabaikan. Selain itu aku juga mikir, luka dijari aja segini perihnya, gimana kalo yang keiris itu adalah hati, mungkin bener luka dihati itu juga bisa sembuh seperti halnya luka dijariku ini, tapi tetep aja bekasnya akan selalu ada. Oleh karena itu akan sangat baik klo kita juga bisa berhati-hati menjaga hati agar tidak ada luka yang membekas karena kita tak tahu pasti kapan kita telah mulai menyakiti.


NB: sahabat-sahabatku tercinta, Abi, Dewi, Indah, maafin is ya kalo selama ini is sering menyakiti hati kalian tanpa disadari, semoga kebelakangnya tak ada lagi luka-luka hati diantara kita.