Jumat, 04 Januari 2013

Berikan Senyum Terbaikmu


Sabar . . . Satu kata yang sangat mudah diucapkan, namun sangat sulit dalam prakteknya. Kesabaran ingatkan aku pada kedewasaan, pada komitmen, dan pada seorang teman.
“Berikan senyum terbaikmu pada mereka, teman-temanmu, keluargamu”
Kata-kata itu diucapakan oleh seorang teman yang tak pernah aku menduganya.
Cerita ini berawal dari terjadinya suatu kesalahpahaman kecil yang menyulut amarahku sangat dalam. Tepatnya tanggal 30 desembar 2012, kami pasukan danus PSG (Pekan Sosialisasi Gasisma) melakukan danus akbar kedaerah Perumahan di Cimanggu. Namun, ditengah perjalanan terjadi kesalahpahaman yang membuat sebagian besar dari kami kecewa.
Aku yang pada dasarnya memang kurang bisa mentolerir kesalahan orang, benar-benar merasa marah. Aku berusaha diam memendam kemarahanku, tapi yang terjadi malah diamku menjadi kesinisan tingkat tinggi. Ya Allah maafkan aku... banyak sekali sahabat yang aku dzalimi saat itu.
Aku iri pada orang-orang disekelilingku yang dapat mengontrol amarahnya dengan sangat baik. Disaat semua orng sudah bersikap biasa saja atas kejadian tak mengenakkan itu, aku masih saja berkutat dengan kemarahanku, melenyapkan semangatku untuk berdanus. Singkat cerita, sampai pertengahan danuspun aku masih diliputi sedikit rasa marah, tapi perasaan itu berangsur-angsur hilang seiring dengan habisnya Brown-Co yang aku jual. Hore. . .# terimakasih untuk partner-partnerku yang hebat . . . ami dan mabruroh 49
Kembali lagi pada topik awal, karena danusku sudah sold out, kuputuskan untuk beristirahat ditempat rindang diatas rerumputan. Aku yang pada saat itu sudah sangat lelah (aku yakin teman-teman yang lainpun juga sangat kelelahan) enggan untuk membantu lagi. Sedangkan Ia, orang yang aku sangat marah terhadapnya tetap dengan semangatnya yang menggebu. Aku malu pada diriku sendiri, aku merasa sangat bersalah padanya. Akupun terharu melihat kegigihannya, kesabarannya menghadapi kami. 
“Tetap berikan senyuman terbaikmu, semangat tretan!!!”
Kata-kata ini memberikan kesan yang mendalam bagiku, tentang keikhlasan, tentang kekeluargaan, dan tentang totalitas. Terimaksih tretan, banyak pelajaran yang bisa kupetik hari itu . . .

4 komentar:

  1. menurut aku bukan hanya orang itu yang hebat tapi kamu pun juga hebat karena kau bisa membakar amarahmu dengan cepat sehingga orang di sekitarmu daapat kembali tersenyum,,,,
    gaje ya...hehe maap yak

    BalasHapus
  2. oh..ternyata kalo lagi marah kayak gt yah??? hahaha :D
    marah itu fitrah,,, yang terpenting adalah bagaimana seseorang me-manage rasa marah itu agar tidak menzolimi orang-orang di sekitarnya,
    caramu bagus kok, kemaren ga keliatan marahnya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenernya gak kayak gtu mbk (lebih parah), tapi kemaren masih berusaha berpikir positif, yang sangat tidak bisa dihindari tu kalau udah g ad jeda buat berpikir sehingga emosinya keluar tanpa kontrol, astaghfirullah itu buruk sekali.
      Tolong bantu ingetin aku ya mbk klo udah mulai kelewatan :)
      Makasih atas masukannya :D

      Hapus